RSS

NARSIS

62566_163005987046283_4862852_n

NARSIS

Inilah secuil kata yang selalu terngiang saat jariku selesai mengetik tulisan facebook.com. Semula, saya berpikir utk mempergunakan media Facebook ini sebagai ajang sosialisasi, mencari dan menemui teman-teman yang sebelumnya tak tahu kabar kabarinya. Untuk urusan yang ini, semuanya berjalan lancar dan cukup membantu.
Narsisme bentuk baru….???

Seolah Facebook telah menjadi cemilan tiap hari. Hal yang saya wanti-wanti (saya pribadi), jangan sampai mainan ini menjadi obat penenang, semacam Candu kale yee….

Candu ini telah membius hampir di semua kalangan, mulailah kenarsisan itu mewabah. Dan yang paling gak tahan kebiasaan baru menulis aktivitas hariannya bahkan per jamnya untuk di Share ke semua jaringan teman-temannya.
Hmm…mulai dari aktivitas bangun tidur sampai mau tidur lagi di Share ke Facebook.
Salut deeh……

Apa sebenarnya tujuan dari ini semua ?
Apakah ini yg dinamakan solidaritas pertemanan ? Apakah ini adalah sisi baru dari bentuk aktualisasi diri yang sebelumnya tak pernah bisa tersalurkan ? Hmm… mungkin, Facebook adalah sedikit dari jawaban dari itu semua.

Apapun alasannya Facebook perlu diperlakukan sewajarnya. Jika sampai melewati ambang batas kenarsisan, mending di buang jauh2 aja deh dari jendela pikiran kita.


(Saya sendiri adalah salah satu korbannya)
hehehehe……. !
“SALAM PERDAMAIAN”

 
Tinggalkan komentar

Ditulis oleh pada 28 September 2014 inci Tak Berkategori

 

Materi Latihan Tarung Derajat

BOX

A. Garis Besar Pembelajaran Beladiri Tarung Derajat

Beladiri tarung derajat semenjak jadi tuntutan sebagai sebuah proses pembelajaran dalam tuntutan pelatihan pada lapisan masyarakat, maka Perguruan Pusat atau operasional pada Satuan Latihan (Satlat) harus memiliki garis besar pembelajaran sebagai basis inti tuntutan kurikulum. Sebagai kurikulum inti tarung derajat telah disusun sistematika materi pelatihan secara berjenjang/tingkatan (kurata) mulai dari kurata I sampai kurata VII dan tingkat pengabdian tarung derajat “Zat” (Dradjat, 2003).

Garis besar pembelajaran disusun adalah sebagai berikut:

Kurata Materi yang dilatihkan Sabuk/beat

I 1. Sikap dasar,

2. Gerakan dasar tangan (siaga ditempat),

3. Gerakan dasar tangan (Siaga silang),

4. Gerakan dasar kaki/tendangan,

5. Jurus wajib; Gerak Langkah Dasar (GLD). Putih

II 1. Gerakan tangan,

2. Gerakan kaki,

3. Teknik bertahan menyerang,

4. Jurus wajib; Drajat Satu

5. Kekuatan/ daya tahan. Hijau strip satu orange

III 1. Pengulangan Gerakan kurata I dan II,

2. Gerakan tangan dan kaki,

3. Jurus wajib; Jurus dasar (judas)

4. Teknik bertahan menyerang dari kaki,

5. Teknik tarung

6. Keterampilan / ketahanan fisik. Hijau strip dua

orange

IV 1. Jurus wajib; drajat dua

2. Teknik daya gempur

3. Teknik bertahan menyerang lanjutan/ serangan dari 3 orang (tiga arah),

4. Teknik menghadapi senjata gengam,

5. Rangkaian gerak bertahan menyerang. Biru strip satu

orange

V 1. Jurus wajib; drajat Tiga

2. Rangkaian gerak bertahan menyerang lanjutan/ serangan dari 3 orang lebih,

3. Filosofi dan rahasia Tarung Derajat,

4. Pendalaman teknik-teknik gerakan,

5. Kepraktisan bertahan menyerang. Biru strip dua

orange

VI 1. Jurus wajib; Jurus GHADA satu.

2. Rangkaian gerak daya gempur.

3. Keterampilan diri. Merah strip satu

hitam

VII 1. Jurus wajib; Jurus GHADA dua.

2. Rangkaian gerak daya gempur lanjutan.

3. Keterampilan teknik perorangan. Merah strip dua

hitam

Zat 1. Tingkat lanjutan kurata,

2. Pengabdian diri secara filosofis “wujud” hakekat tarung derajat sesungguhnya dan Ilmu yang berarti “kosong dan isi”. Hitam

B. Kegiatan Pemanasan (Warming-up) Tarung Derajat

Pemanasan (warming-up) adalah kegiatan awal untuk mempersiapkan organ tubuh seperti jantung, paru-paru, otot, tulang dan syaraf sebagai aktifitas olahraga. Tujuannya yaitu untuk menaikkan tempratur suhu tubuh sebelum materi inti, mengatasi terjadinya cedera, dan untuk meningkatkan prestasi.

Secara umum pemanasan dikenal dua macam, pertama disebut pemanasan peregangan (stretching) dan menekan (tighten) yang bersifat statis/isometric waktunya antara 10-30 detik atau 4 sampai 10 hitungan. Kedua pemanasan dalam bentuk gerakan ringan yang bersifat dinamis/isotonic. Secara sistematis kedua macam bentuk pemanasan tersebut dipaparkan sebagai berikut

Pemanasan Peregangan (stretching)

1. Peregangan Bagian kepala

• Tundukkan kepala, kedua tangan menekan.

• Angkat kepala, satu tangan mengangkat kepala ke atas

• Tengokan kepala ke arah kiri, tangan kanan menekan dagu ke arah kiri.

• Tengokan kepala ke arah kanan, tangan kiri menekan dagu ke arah kanan.

• Jatuhkan kepala ke kiri, tangan kiri menekan kepala ke arah kiri.

• Jatuhkan kepala ke kanan, tangan kanan menekan kepala ke arah kanan.
2. Peregangan Bagian Tangan

• Lipat kedua telapak tangan bersamaan ke arah depan.

• Lipat kedua telapak tangan bersamaan ke arah atas, kaki dijinjitkan.
3. Peregangan Bagian Kaki

• Kaki buka lebar, tangan dibelakang kepala, jatuhkan badan ke bawah (tegak).

• Kaki buka lebar, tangan dibelakang kepala, patahkan badan kekiri dan ke kanan.

• Kaki kiri ke depan, kaki kanan dibelakang tekan badan ke depan (lemaskan pinggul).

• Ganti kaki kanan di depan, lanjutkan gerakan sama.

Pemanasan Cara Dinamis

1. Gerakan Kaki dilakukan di tempat.

• Lari-lari biasa.

• Lari-lari angkat lutut.

• Lari-lari tumid menyentuh paha bagian belakang.

• Loncat-loncat buka kaki ke depan belakang.

• Loncat-loncat buka kaki ke samping, tangan ditepukan.

2. Gerakan Kepala

• Anggukan ke bawah dua kali, ke atas dua kali.

• Tengokan ke kiri dua kali, ke kanan dua kali.

• Jatuhkan ke kiri dua kali, ke kanan dua kali.

3. Gerakan Bahu

• Sikutkan kedua tangan ke belakang dua kali kemudian rentangkan/luruskan dua kali.

• Tangan kanan di atas dan kiri di bawah ayunkan ke belakang dua kali bergantian.

• Tangan bentuk huruf S (tangan kanan di atas) gerakkan ke samping dua kali bergantian.

• Kedua tangan lurus ke depan lalu ayunkan ke depan kemudian ke belakang.

• Kedua tangan direntangkan ke samping, putar arah depan dengan gerakan lambat.

• Kedua tangan direntangkan ke samping, putar arah belakang dengan gerakan lambat.

4. Gerakan Selangkangan

• Kaki dibuka ke samping posisi telapak sejajar dengan badan tegak, tekan-tekan ke bawah hitungan keempat tahan (posisi tangan direntangkan dibelakang tumit, pandangan lihat ke depan).

• Posisi siaga dasar, taruk kaki kanan ke belakang (kaki kiri didepan lutut ditekuk, kaki kanan dibelakang lutut diluruskan, kedua telapak kaki diluruskan ke depan, posisi tangan kanan memegang pinggul lalu lemaskan/tekan pinggul kearah depan. Hitungan keempat tahan, lakukan kaki didepan bergantian.

• Kedua tangan dibelakang kepala, kaki dibuka ke samping kedua telapak kaki sejajar, tekan jatuhkan badan kesamping kiri dan kanan bergantian dua kali (posisi telapak kaki kena tanah).

• Kedua tangan dibelakang kepala, kaki dibuka ke samping, tekan badan kesamping kiri dan kanan bergantian dua kali (posisi kaki hanya tumit kanan ke lantai, jari kaki ke atas).

• Gerakan kombinasi, posisi kembali ke siaga dasar.

• Hitungan satu kenakan kedua telapak tangan ke lantai (lutut harus lurus), hitungan dua lakukan jongkok, posisi tangan rentangkan kedepan. Hitungan tiga angkat badan lutut kembali diluruskan kedua telapak tangan kembali menyentuh lantai, hitungan empat lemaskan badan ke belakang pandangan ke arah belakang, posisi kedua tangan memegang pinggang.

5. Gerakan Posisi Duduk

• Kedua kaki diluruskan ke depan dan dirapatkan jari kaki dilentikkan dan menghadap ke atas (hanya tumit yang kena lantai), tangan diluruskan dan badan dibungkukkan, sambil cium lutut (hitungan keempat tahan).

• Lipat kaki kiri simpan diatas paha kanan, kaki kiri masih diluruskan, kemudian cium lutut, hitungan keempat tahan, lakukan bergantian (ganti kaki).

• Kaki kiri dilipat di depan selangkangan kaki kanan diluruskan, kemudian telapak kaki sejajar kedepan jari kaki dilentikkan, tangan dibelakang kepala, gerakan badan kesamping kanan (minimal kenakan sikut ke kaki) hitungan keempat tahan, lakukan bergantian (ganti kaki).

• Kedua kaki dibuka selebar mungkin jari kaki dilentikan dan menghadap ke atas (hanya tumit yang kena lantai), tangan direntangkan, badan dibungkukan ke depan, dada dikenakan kelantai, hitungan empat tahan.Kedua kaki dibuka selebar mungkin jari kaki dilentikan dan menghadap ke atas (hanya tumit yang kena lantai), tangan direntangkan, badan dibungkukan ke depan, dada dikenakan kelantai, hitungan empat tahan.

6. Gerakan Posisi Jongkok

• Tangan dibuka selebar bahu simpan dilantai, kaki kanan diluruskan kebelakang kaki kiri ditekuk, lakukan gerakan seperti berlari (tarik bergantian), posisi badan tegak ke atas/dibusungkan pandangan ke depan.

• Tangan dibuka selebar bahu simpan dilantai, kedua kaki ditekuk kemudian diluruskan kebelakang, tarik kembali ke posisi semula, lalu kembali kesamping depan dan belakang, posisi badan tegak ke atas/dibusungkan pandangan ke depan.

• Tangan dibuka selebar bahu simpan dilantai, kedua kaki ditekuk ke depan, hitungan satu luruskan kedua kaki dibawa kebelakang, hitungan berikutnya tarik kembali kedepan, hitungan tiga diluruskan kembali kaki dengan kedua kaki dibuka selebar mungkin ke samping.

7. Gerakan Ayunan Kaki (posisi berdiri siaga dasar)

• Ayun kaki kanan ke depan setinggi mungkin usahakan sampai kena ke badan kita kita (posisi kaki yang diayunkan lututnya benar-benar lurus). Lakukan bergantian (ganti kaki).

• Ayun kaki kanan ke depan setinggi mungkin (posisi kaki yang diayunkan lututnya benar-benar lurus). Lakukan bergantian (ganti kaki).

• Ayun kaki kanan ke depan setinggi mungkin (posisi kaki yang diayunkan lututnya benar-benar lurus). Lakukan bergantian (ganti kaki).

• Split depan, lakukan dalam keadaan jongkok lalu kaki kanan pelan-pelan luruskan kebelakang, diharapkan kedua kaki bisa diluruskan semaksimal mungkin. Posisi badan tegak dan kedua tangan berada diantara kaki kita (memegang lantai). Tekan pelan-pelan hitungan keempat tahan dan cium lutut. Lakukan bergantian (ganti kaki).

• Split samping, lakukan dalam keadaan jongkok lalu buka kedua kaki pelan-pelan kesamping, diharapkan kedua kaki bisa diluruskan semaksimal mungkin. Posisi badan tegak tangan dipinggang.

8. Pembentukan dan Kekuatan Tubuh

• Posisi Push-up.

Posisi dalam keadaan siap untuk pus-up, bukaan tangan selebar bahu lurus jari dikepalkan, badan serta kaki lurus dan pandangan ke depan, lalu tahan. Lakukan 4 kali 8-10 hitungan.

• Push-up (lakukan 15-20 hitungan).

Dilakukan jari dikepalkan, cara pelan-pelan. Pada saat ke bawah badan dan kaki tetap sejajar dan tidak menyentuh lantai, pada saat di atas tangan/sikut benar-benar diluruskan dan posisi badan kaki masih tetap sejajar dan pandangan lurus kedepan.

• Sit-up (lakukan 15-20 hitungan).

Posisi sit-up, bukaan kaki selebar bahu, lutut ditekuk telapak kaki lurus tahan dilantai tangan berada dibelakang kepala lalu angkat badan. Pada saat mengangkat badan posisi tangan diusahakan tetap berada dibelakang kepala.

• Bentuk Perahu.

Posisi badan tidur terlentang, ada aba-aba angkat kaki dan badan bersamaan dan tahan. Pada saat diangkat kedua kaki diluruskan posisi kepala sejajar dengan ujung kaki, tangan simpan dibelakang kepala. Lakukan 4 kali 5-8 hitungan.

• Back-up (lakukan 10-15 hitungan).

Posisi badan tidur tengkurap, tangan dibawah dagu, lalu angkat badan. Pada saat mengangkat badan posisi kaki tahan dan tetap menempel dilantai.

C. Materi Inti Pelatihan

Materi inti pelatihan yang diuraikan pada buku ini baru terbatas pada materi teknik dasar khusus untuk kurata I, II, dan III. Untuk meteri inti latihan lanjutan akan dibahas pada edisi buku berikutnya. Uraian materi inti yang dimaksud adalah sebagai beirikut.

1. Materi Kurata I (Satu).

1.1. Sikap Dasar

Sikap dasar terdiri dari cara- cara: (1) kerapihan sikap, (2) penghormatan, (3) duduk, (4) berdiri, (5) siaga dasar, dan (6) Siaga ditempat.

1.2. Gerakan Dasar Tangan (Siaga ditempat)

Gerakan dasar tangan yang dilakukan dengan siaga ditempat adalah: (1) Pukulan lurus 1-3x, (2) Sikut atas/ samping/ bawah, (3) Pukulan sentak atas/bawah, (4) Pukulan cepat, (5) kibas atas, (6) kibas luar, (7) kibas dalam, dan (8) kibas bawah.

1.3. Gerakan Dasar Tangan (Siaga silang)

Gerakan dasar tangan yang dilakukan dengan siaga silang adalah: (1) Pukulan lurus, (2) Pukulan sentak atas, (3) Pukulan sentak bawah, (4) Pukulan cepat, (5) kibas atas, (6) kibas luar, (7) kibas dalam, dan (8) kibas bawah.

1.4. Gerakan Dasar Kaki (Tendangan)

Gerakan dasar tangan yang dilakukan dengan siaga ditempat adalah: Tendangan lurus cepat, dan tendangan lurus cepat dalam melangkah.

1.5. Jurus wajib Gerak Langkah Dasar

Jurus wajib yang merupakan seni rangkaian gerak dasar untuk kurata satu adalah: (1) diawali dengan kerapihan sikap, (2) penghormatan, (3) aba-aba Gerak langkah Dasar; No. 1. Kibas luar, No. 2. Pukulan cepat, No. 3. Tendangan lurus, pukulan cepat, No. 4. Putar kibas luar, No. 5. Pukulan cepat, No. 6. Tendangan lurus, No. 7. Putar kibas luar, No. 8. Siaga dasar, No. 9. Mundur kibas luar, No. 10. Pukulan lurus, No. 11. sentak bawah, No. 12. kibas dalam, No. 13. maju pukulan lurus 3x, No. 14. sikut bawah, tendangan lurus, sentak bawah, No. 15. kibas dalam, No. 16. Siaga dasar, No. 17. tengok kanan, No. 18. kibas bawah, No. 19. sentak atas, No. 20. tendangan lurus sentak atas, No. 21. putar kibas bawah, No. 22. sentak atas, No. 23. tendangan lurus sentak atas, No. 24. putar kibas bawah, No. 25. tengok kiri, No. 26. siaga dasar, No. 27. tengok kiri, No. 28. kibas atas, No. 29. sikut atas, No. 30. Tendangan lurus, sikut samping, No. 31. Putar kibas atas, No. 32. Sikut atas, No. 33. tendangan lurus, sikut samping, No. 34. putar, kibas atas, No. 35. tengok kanan, No. 36. siaga dasar,

2. Meteri Dasar Kurata II (Dua)

2.1. Gerakan tangan

Gerakan dasar tangan dilanjutkan pada: (1) pukulan cepat beruntun, (2) pukulan sikut depan, (3) pukulan sikut samping, dan (4) teknik dua gerak, yaitu; No. 1. kibas atas pukulan cepat, No. 2. kibas luar pukulan cepat, No. 3. kibas dalam pukulan cepat, No. 4. kibas bawah pukulan cepat, dan No. 5. pukulan sentak bawah pukulan cepat.

2.2. Gerakan kaki (Siaga silang)

Gerakan dasar kaki dilanjutkan pada: (1) tendangan lingkar dalam, (2) tendangan menyamping, dan (3) tendangan belakang,

2.3. Teknik bertahan menyerang

(1). Teknik tangan;

No. 1. Maju kaki hadap kiri kibas dalam tangan kanan, pukulan punggung tangan kanan ke arah muka.

No. 2. Maju kaki kiri hadap kanan kibas dalam tangan kiri, pukulan punggung tangan kiri ke arah muka.

No. 3. Maju kaki hadap kiri kibas dalam tangan kanan, sikutkan tangan kanan ke arah muka.

No. 4. Maju kaki kiri hadap kanan kibas dalam tangan kiri, sikutkan tangan kiri ke arah muka..

No. 5. Maju kaki hadap kiri kibas dalam tangan kanan, hadap kiri pukulan cepat beruntun (tangan kanan lalu kiri) arah ulu hati.

No. 6. Maju kaki kiri hadap kanan kibas dalam tangan kiri, hadap kanan pukulan cepat beruntun (tangan kiri lalu kanan) arah ulu hati.

No. 7. Maju kaki hadap kiri kibas dalam tangan kanan, kaki kiri geser (badan memutar ke arah kiri) sikutkan tangan kiri ke arah kepala bagian belakang.

No. 8. Maju kaki kiri hadap kanan kibas dalam tangan kiri, kaki kanan geser (badan memutar ke arah kanan) sikutkan tangan kanan ke arah kepala bagian belakang.

(2). Teknik kaki;

No. 1. Bertahan dengan tendangan lurus.

No. 2. Bertahan dengan tendangan menyamping.

No. 3. Bertahan dengan tendangan belakang.

2.4. Teknik melepas sergapan/pegangan (materi beladiri praktis)

(1) Pegangan tangan sejajar dan silang,

(2) Pegangan kerah baju satu tangan dan dua tangan,

(3) Pegangan tangan sejajar dan silang,

(4) Pitingan samping dan belakang,

(5) Tepukan belakang,

(6) Bergandengan,

(7) Bersalaman.

2.5. Jurus Drajat Satu

Jurus wajib yang merupakan seni rangkaian gerak lanjutan dasar untuk kurata dua adalah: (1) diawali dengan kerapihan sikap, (2) penghormatan, (3) aba-aba mulai “drajat satu”;

No. 1. Siaga ditempat (kaki kanan),

No. 2. Siaga ditempat (kaki kiri),

No. 3. Hadap kiri,

No. 4. Tarik tangan kiri simpan disamping dada, geser/tarik kaki kanan hingga rapat, arahkan badan kearah kiri, buka/geser kaki kanan hingga ke posisi siaga silang dengan kaki kiri ke depan (hadap kiri). Kibas luar tangan kanan.

No. 5. Maju pukulan lurus satu kali tangan kanan.

No. 6. Tarik tangan kiri simpan disamping dada, tarik kaki kanan hingga rapat, balikkan badan kearah belakang, buka kaki kanan hingga ke posisi siaga silang (kaki kanan didepan), Kibas luar tangan kiri.

No. 7. Maju pukulan lurus satu kali tangan kanan.

No. 8. Hadap kiri.

No. 9. Tarik tangan kanan simpan disamping dada, tarik kaki kiri hingga rapat, balikkan badan kearah kiri, buka/geser kaki kiri ke depan hingga ke posisi siaga silang (kaki kiri didepan), Kibas luar tangan kanan.

No. 10. Maju pukulan lurus dua kali.

No. 11. Silangkan kedua tangan di depan perut (tangan kiri diatas tangan kanan), dorong hingga ke posisi didepan muka, kibaskan/kibas bawah (tangan kiri).

No. 12. Maju pukulan sentak atas tangan kanan.

No. 13. Silangkan kedua tangan di depan perut (tangan kanan di atas tangan kiri), dorong hingga keposisi di depan muka, kibaskan/kibas bawah (tangan kanan).

No. 14. Maju pukulan sentak atas tangan kiri.

No. 15. Maju kibas atas tangan kanan.

No. 16. Maju pukulan cepat beruntun dua kali (tangan kanan lalu kiri).

No. 17. Tengok kanan.

No. 18. Tarik kaki kanan hingga rapat, balikkan badan kearah kanan (hadap kanan) buka kaki kanan ke depan posisi siaga silang (kaki kanan di depan) kibas atas tangan kiri.

No. 19. Maju pukulan cepat beruntun dua kali (tangan kiri lalu kanan).

No. 20. Tarik kaki kiri hingga rapat, balikkan badan kearah belakang (putar) buka kaki kiri ke depan posisi siaga silang (kaki kiri di depan) kibas atas tangan kiri.

No. 21. Maju pukulan cepat beruntun dua kali (tangan kanan lalu kiri).

No. 22. Tarik/geser kaki kanan ke arah belakang (270%) hingga posisi hadap kanan (kaki kanan di depan), posisi tangan siaga untuk kibas dalam.

No. 23. Hadap kiri kibas dalam tangan kanan.

No. 24. Mundur pukulan sentak bawah tangan kiri.

No. 25. Mundur kibas dalam tangan kanan.

No. 26. Maju (hingga posisi kaki kanan sejajar dengan kaki kiri/posisi siaga ditempat) pukulan sentak bawah tangan kiri dan kanan (pada saat memukul kedua kaki tidak digeser/tetap sejajar ke depan).

No. 27. Pernapasan.

• Tarik kedua tangan kesamping dada dengan tangan dikepal, dada dibusungkan (bersamaan dengan tarik napas dalam-dalam melalui hidung).

• Dorong/luruskan kedua tangan kedepan dengan tangan terbuka posisi serong (bersamaan dengan itu buang napas pelan-pelan melalui mulut).

• Tarik kembali tangan kesamping dada dengan tangan dikepal dan kaki tarik/geser kaki kanan hingga rapat, dada dibusungkan (bersamaan dengan itu tarik napas dalam-dalam melalui hidung).

• Dorong/luruskan kedua tangan kearah bawah (samping badan) dengan tangan terbuka (bersamaan dengan itu buang napas pelan-pelan melalui mulut).

• Silangkan tangan ke depan dada (kembali siaga dasar).

2.6. Kekuatan dan Daya Tahan

Keserasian dan keseimabangan teknik gerakan dapat dicerminkan dari lima unsure daya gerak tarung derajat yang menjadi khas, yaitu: Kekuatan, kecepatan, ketepatan, keberanian, dan keuletan. Dari lima unsur inilah dapat dikembangkan kemampuan seorang petarung menjadi kuat dan ulet.

3. Materi Dasar Kurata III (Tiga)

3.1. Pengulangan gerakan

Setelah mendapatkan materi kurata I dan II, maka pada tingkatan kurata III yang perlu diulangi adalah: (1) Gerakan tingkat kurata I jurus “gerak langkah dasar”, dan (2) Gerakan tingkat kurata II jurus “Drajat satu”,

3.2. Gerakan Tangan dan kaki

Pukulan

(1) Pukulan lingkar dalam,

(2) Pukulan lingkar luar,

(3) Pukulan lingkar atas,

(4) Pukulan lingkar bawah,

Tendangan

(1) Tendangan lingkar belakang,

(2) Tendangan kait depan,

(3) Tendangan kait belakang,

3.3. Jurus Dasar (JUDAS)

Jurus wajib yang merupakan seni rangkaian gerak lanjutan dasar untuk kurata tiga adalah: (1) diawali dengan kerapihan sikap, (2) penghormatan, (3) aba-aba mulai “Siaga judas”, dan (4) Posisi , Siaga ditempat posisi serangan/tendangan (serong kanan);

No. 1. Drop tangan depan muka tangan kiri, pukulan cepat beruntun dua kali.

No. 2. Drop tangan depan muka tangan kanan, pukulan cepat beruntun dua kali.

No. 3. Drop kaki kiri, maju tendangan lurus kaki kanan, pukulan cepat beruntun dua kali.

No. 4. Drop kaki kanan, maju tendangan lurus kaki kiri, pukulan cepat beruntun dua kali.

No. 5. Hadap kiri sambil drop kaki kiri, pukulan cepat beruntun dua kali.

No. 6. Drop kaki kanan sambil putar, tendangan menyamping kaki kiri, pukulan lingkar luar tangan kiri, pukulan cepat kanan.

No. 7. Hadap kanan drop kaki kanan, tendangan lingkar dalam kaki kiri, pukulan cepat beruntun dua kali.

No. 8. Drop kaki kiri sambil putar, tendangan lingkar dalam kaki kanan, pukulan cepat beruntun dua kali.

No. 9. Hadap kiri drop kaki kiri, tendangan kait depan kaki kanan, pukulan lingkar luar tangan kanan, pukulan cepat tangan kiri.

No. 10. Drop kaki kanan sambil putar, tendangan kait depan kaki kiri, pukulan lingkar luar tangan kiri, pukulan cepat tangan kiri.

No. 11. Drop kaki kanan ¾ putaran, tendangan belakang kaki kiri, pukulan cepat beruntun dua kali.

No. 12. Drop kaki kiri ½ putaran, tendangan belakang kaki kanan, pukulan cepat beruntun dua kali.

No. 13. Drop kaki kanan, tendangan lingkar dalam kearah kanan dan tendangan menyamping ke arah kiri oleh kaki kiri, pukulan cepat beruntun dua kali.

No. 14. Drop kaki kiri, tendangan lingkar dalam kearah kiri dan tendangan menyamping ke arah kanan oleh kaki kanan, pukulan cepat beruntun dua kali.

No. 15. Putar, tarik kaki kiri, buka kaki kanan, kembali siaga dasar.
3.4. Bertahan menyerang

Dari serangan kaki:

No. 1. Kibas tangan kanan (teknik dua gerak), pukulan cepat beruntun dua kali.

No. 2. Kibas tangan kiri (teknik dua gerak), pukulan cepat beruntun dua kali.

No. 3. Drop kaki kiri, tendangan lingkar dalam kaki kanan,

No. 4. Drop kaki kanan, tendangan menyamping kaki kiri.

No. 5. Drop tangan silang (tangkapan kaki) sambil melangkahkan kaki kanan, putarkan dan dorong (jatuh dada), tangan menyamping kaki kanan.

No. 6. Langkahkan kaki kanan (teknik dua gerak), jepit kaki lawan dengan tangan kiri, tangan kanan memegang tengkuk, sapokan dengan kaki kanan.

No. 7. Langkahkan kaki kiri (teknik dua gerak), jepit kaki lawan dengan tangan kanan, tangan kiri mendorong punggung lawan, sapokan dengan kaki kiri, tendangan menyamping dengan kaki kiri.

No. 8. Drop kaki kanan (tulang kering), tendangan belakang kaki kiri.

3.5. Teknik Jatuhan Bantingan

No. 1. Jatuhan samping.

No. 2. Jatuhan pinggul

No. 3. jatuhan punggung,

No. 4. Jatuhan tengkuk.

D. Pelemasan (Colling Down)

Posisi berdiri siaga dasar. Langkahkan kaki kanan ke depan, kedua tangan angkat ke atas lalu rentangkan badan lemaskan dan busungkan dada kedepan pada saat itu tarik napas dalam-dalam melalui hidung, kemudian tarik kaki kanan kembali sejajar jatuhkan kedua tangan pada saat itu buang nafas melalui mulut. Lakukan gerakan ini bergantian (ganti kaki).

Bentuk pelemasan yang lain bisa juga dilakukan dengan cara gerakannya hampir sama seperti pemanasan (warming-up) peregangan statis urutan no.1-3dan gerakan cara dinamis gerakan no. 1-5, namun peregangan dengan gerakan tidak maksimal/rilex (gerakan yang kontraksi tidak ada). Perlu dipahami, saat gerakan membuka ambil napas, tahan pada gerakan pelan-pelan menutup, lalu lepaskan napas melalui hidung. Posisinya bisa pada saat berdiri, jongkok, duduk dan tidur dilantai.

(dari berbagai sumber)

 
Tinggalkan komentar

Ditulis oleh pada 27 September 2014 inci olahraga

 

6 Manfaat Latihan Bela Diri untuk Anak

4

1. Motorik lebih kuat.
Gerakan memukul, menendang, merunduk, melompat, menghindar, berputar, berlatih keseimbangan, dan lainnya kerap diterapkan saat berlatih bela diri. Belum lagi dengan gerakan-gerakan pemanasan atau gerakan untuk menguatkan otot-otot, seperti berlari, sit up, push up, berjalan jongkok, dan lainnya. Semua gerakan tersebut melatih motorik anak menjadi lebih kuat, cekatan, cepat dan tangkas.

2. Lebih bugar dan sehat.
Tubuh yang secara teratur diajak berolahraga secara otomatis akan meningkatkan kebugarannya, karena otot-otot terlatih untuk bergerak, tidak kaku, dan tidak mudah keseleo atau terkilir. Dengan begitu, sistem metabolisme tubuhpun bekerja lebih baik yang membuat daya tahan tubuh meningkat, sehingga anak tidak mudah sakit. Jadi, tubuhnya akan kembali sehat.

3. Melatih keberanian.
Anak harus menghadapi segala sesuatu dengan segenap kemampuannya, berani berkata jujur dan benar, bertindak benar, berani berinisiatif, berani menolong orang, berani mempertahankan haknya, dan sebagainya. Pasalnya berlatih beladiri bukan saja melatih jurus-jurus tetapi juga mentalnya. Sebelum atau setelah latihan, para pelatih biasanya mengajak siswanya berbincang mengenai apa yang harus siswa lakukan di luar tempat latihan, menotivasi mereka untuk berlaku benar sebagai wujud dari sikap ksatria.

4. Melepas energi negatif.
Pada dasarnya anak memiliki energi negatif. Mungkin karena ia menyimpan kekesalan, kemarahan, kekecewaan, dan lainnya. Energi negatif ini perlu penyaluran yang tepat. Nah, berlatih bela diri adalah salah satu cara mengeluarkan energi negatifnya dengan cara positif. Ia bisa memukul bantalan karet, berguling di atas matras, melompat, berteriak, berlari, dan lainnya. Jika emosi negatifnya tersalurkan dengan baik, maka secara emosi anak akan merasa lebih nyaman dan emosinya pun bisa lebih stabil.

5. Meningkatkan kedisiplinan dan komitmen
Setiap olahraga bela diri memiliki aturan masing-masing. Salah satunya adalah anak harus disiplin. Ia harus datang tepat waktu, mengikuti instruksi pelatih, harus memakai seragam, tidak boleh bermain-main, harus bekerja sama dengan siswa, saling menghormati, tidak boleh menggunakan kemampuan dengan sembarangan, menolong sesama, dan sebagainya. Latihan seperti ini akan menguatkan serta meningkatkan kedisiplinan dan komitmen anak. Tak mustahil anak juga akan menerapkan disiplin dan komitmen pada hal lain, seperti mengerjakan tugas sekolah, belajar di rumah, datang tepat waktu ke sekolah, menghormati teman, dan lainnya.

6. Meningkatkan kemampuan bersosialisasi.
Di tempat latihan bela diri anak akan bertemu dan berinteraksi dengan banyak orang: ada pelatih, siswa lain, pengurus, bahkan mungkin orangtua dari teman. Dengan begitu interaksi anak jadi lebih terbuka sehingga ia bisa memanfaatkannya untuk meningkatkan kemampuan bersosialisasinya. Beberapa anak mungkin malu-malu, tugas kita lah membangun keberaniannya sehingga mampu bersosialisasi dengan baik.

 
Tinggalkan komentar

Ditulis oleh pada 27 September 2014 inci Tak Berkategori

 

Tag:

SEJARAH SINGKAT TARUNG DERAJAT (BOXER)

SEJARAH SINGKAT TARUNG DERAJAT (BOXER)

Seni Ilmu Olah Raga Bela Diri TARUNG DERAJAT dideklarasikan kelahirannya di bumi persada Indonesia tercinta, di Bandung 18 Juli 1972 oleh peciptanya seorang putra bangsa yaitu Guru Haji Achmad Dradjat yang memiliki nama julukan dengan panggilan Aa Boxer. Nama panggilan Aa Boxer diterapkan dan melekat pada diri Achmad Dradjat, setelah dirinya mampu dan berhasil menggunakan dan menerapkannya Seni Pembelaan Diri karya ciptanya didalam berbagai bentuk perkelahian, dimana butuh dan harus BERKELAHI atau BERTARUNG dalam rangka BERJUANG untuk mempertahankan kelangsungan hidup, menegakkan kehormatan dan membela kemanusiaan dalam kehidupan sehari-hari selaras dengan KODRAT hidupnya.

Jadi sebenarnya keberadaan Tarung Derajat itu adalah identik dengan perjalanan & perjuangan G.H.Achmad Dradjat yang juga dikenal dengan julukan Aa Boxer dan kini bergelar “SANG GURU TARUNG DERAJAT”.

Perjalanan & Perjuangan hidup Achmad Dradjat dimulai sejak kelahirannya diatas muka bumi ini, Sang Guru Tarung Derajat dilahirkan di Garut 18 Juli 1951 dari pasangan Bapak dan Ibu H.Adang Latif dan Hj.Mintarsih dalam suasana sedang terjadi pertempuran melawan Gerombolan pemberontak yang dikenal dengan sebutan kelompok Darul Islam (D.I), dalam penyerangan tersebut kedua orang tua Achmad Dradjat sebagai Aktivis Pejuang Kemerdekaan Negara Kesatuan Republik Indonesia yang setelah pasca Keemerdekaan menjadi anggota Polisi Istimewa, menjadi salah satu sasaran operasi dari penyerangan Gerombolan tersebut. Berkat kebesaran dan kekuasaan Tuhan Yang Maha Esa dapat selamat dari peristiwa itu dan saat itulah Sang Guru lahir dalam keadaan sehat, ditengah kejaran para pemberontak. Peristiwa tersebut telah mengilhami kedua orang tua Sang Guru memberikan nama DARAJAT (DRADJAT / DERAJAT), yang berarti Berkat yaitu suatu Rahmat karunia Tuhan Yang Maha Esa yang membawa atau mendatangkan kebaikan pada kehidupan manusia, seperti keselamatan dan kesehatan hidup atau kesejahteraan hidup atau juga sebagai harkat dan martabat hidup manusia. Sejalan dan seiring dengan nilai-nilai riwayat Perjalanan & Perjuangan hidup yang dilakukan Sang Guru Achmad Dradjat alias Aa Boxer dalam menciptakan dan melahirkan Ilmu Bela Diri secara Alami, Mandiri, dan Tersendiri serta kejadian-kejadian hidup yang terjadi selalu dinikmati dengan totalitas berserah diri kepada Tuhan Yang Maha Esa dengan tindakan-tindakan yang Realistis dan Rasional, dari hasil perjuangan hidup PRIBADI seperti itu, mencuat sebuah nama untuk diterapkan pada Seni Ilmu Olah Raga Bela Diri Karya Ciptanya, yaitu : “TARUNG DERAJAT.” (Tarung, Bertarung adalah Berjuang dan Derajat adalah Harkat martabat kemanusiaan)

Pada usia balita Achmad Dradjat pindah ke Bandung mengikuti perjalanan dinas kedua orang tuanya, tinggal di kawasan Tegallega suatu daerah yang keras dan berpenduduk sangat heteorogin dengan segala perilaku hidupnya yang dinamis. Situasi dan kondisi seperti itu sangat ditunjang dengan keberadaan sebuah lapangan sangat luas yang beraktivitas hampir 24 jam, berbagai macam bentuk kegiatan hidup terjadi dilapangan tersebut, seperti : berbagai kegiatan olah raga, perkelahian massal antar kelompok pemuda remaja, pemerasan, perampokan perjudian, pelacuran, dlsb yang berbau kriminalitas dan kemaksiatan serta dalam waktu-waktu tertentu bisa dan biasa juga dipakai untuk kegiatan kemasyarakatan lainnya oleh seluruh kalangan masyarakat Bandung khususnya dan apabila sesuatu tindak kekerasan terjadi, tidak jarang masyarakat setempat yang berperilaku hidup baik-baik kerap menjadi korban tindak kekerasan, kejadian tindak kekerasan tersebut tidak terkecuali sering juga dialami oleh sosok remaja Achmad Dradjat.

Bagi Achmad Dradjat yang sejak masa anak-anak mempunyai postur tubuh lebih kecil dibanding dengan sesama anak lainnya dan sangat menggemari olah raga keras, seperti sepak bola dan beladiri, selain itu dirinya yang berkarakter berani dan ulet, menjadikan hidup dan dibesarkan dilingkungan seperti itu memiliki arti dan tantangan yang tersendiri.

Berbekal didikan Akhlak Budi pekerti dan Ajaran Agama yang diterapkan kedua orang tua dan tertanam serta terpelihara secara ketat dan berdisiplin sejak masa kecil. Aa, demikian dipanggil dalam lingkungan keluarganya (Aa adalah suatu panggilan dalam bahasa daerah sunda bagi anak laki yang tertua atau yang dituakan) mulai memasuki lingkungan yang keras, bermacam cara datang dan terjadi perekelahian antar kelompok maupun perorangan, pemerasan serta berbagai bentuk tindak kekerasan lain.

Dalam lingkungan demikian sifat pemberani dan keinginan menolong teman yang dimilikinya, seringkali membuat Aa mengalami berbagai tindak kekerasan, perklelahian demi perkelahian harus ia lalui walau lebih sering kalah dari pada menangnya, dengan segala keuletan yang didasari oleh hasil didikan Akhlak dan ajaran Agama yang terus melekat, dirinya mampu meng hadapi dan mengatasi berbagai rintangan hidup setahap demi setahap secara pasti, hingga pada usia 13 tahun tindak kekerasan dan penganiayaan yang dilakukan oleh sekelompok pemuda remaja dan manusia lain yang tidak bermoral dan tidak bertanggung jawab nyaris merenggut jiwanya.

Bagaimana tidak, peristiwa pengeroyokan dan penganiayaan yang dialaminya itu terjadi ditengah keramaian orang-orang yang hanya bisa menjadi penonton dan sebagian lainya hanya mampu menjadi penganiaya, dalam keadaan seperti itu Achmad Dradjat dituntut harus mampu bertahan hidup dalam kesendirian, bukan mempertahankan diri sampai lupa diri. Sesungguhnya dari kenyataan peristiwa tersebut sangat disadri hanya kerena Kebesaran dan Kekuasaan Tuhan Yang Maha Pengasih dan Penyayang, yang menghendaki nasib lain sehingga Aa dapat terselamatkan dari nasib yang lebih buruk lagi.

Kejadian serupa terjadi dialami Achmad Dradjat pada saat belajar latihan beladiri secara resmi sebagai anggota suatu perkumpulan beladiri, dalam peristiwa tersebut dirinya dipaksa untuk berkelahi menggunakan teknik yang berlaku di beladiri itu sendiri melawan anggota senior yang bertubuh jauh lebih besar, dengan demikian Achmad Dradjat yang baru belajar dasar-dasar teknik perkelahian tidak mampu berbuat banyak selain bertahan diri, disaksikan anggota senior lain, pelatih dan guru besarnya yang ada diruang latihan lainnya. Achmad Dradjat dengan teknik yang terbatas tadi seluruh badannya penuh dengan luka memar, namun demikian tidak ada fikiran dan rasa dari penyaksi termasuk guru besarnya untuk bertindak, menghentikan dan menyelamatkan perkelahian. Dalam kesendirian sosok remaja Achmad Dradjat kembali harus berjuang diri mempertahankan keselamatan dan kesehatan hidupnya.

Dari perkelahian ke perkelahian itulah Achmad Dradjat secara alami dirinya tertempa dan terlatih untuk menjawab tantangan hidup yang keras dan dari kerasnya kehidupan yang dialami sifat fisik dan sikap mentalnya terbina dan terbiasa untuk menerima kenyataan hidup secara realistis dan rasional. Kemampuan itu dimiliki karena pada dasarnya, setiap mahluk hidup telah dibekali kemampuan gerak reflek untuk bertahan hidup. Fikiran , rasa dan keyakinan tentang peristiwa-peristiwa yang terjadi pada masanya dan terbayangi sepanjang usia, baik kejadian itu berupa musibah maupun anugerah, pengalaman tersebut pada dasarnya adalah bagian dari proses pembelajaran dan pelatihan otot, 0tak serta nurani untuk menentukan arah hidup yang lebih baik menuju pada kehidupan yang benar selaras dengan kodratnya.

Berbagai macam kejadian dan pengalaman hidup yang terjadi dalam lingkup pembelaan diri yang berasal dan mengandalkan dari gerak reflek dan dorongan naluri ,insting atau garizah yang terus terjadi secara berulang tersebut, mengasah otot, otak serta nuraninya untuk terbiasa menghadapi berbagai ancaman dan terlatih untuk menjawab tantangan hidup, yang berupa menjaga keselamatan dan kesehatan diri, menegakkan dan mempertahankan kehormatan serta membela kemanusiaan.

Bersamaan dengan itulah proses penciptaan gerak dan jurus dibentuk dan diuji dari perkelahian. Proses ini disempurnakan melalui suatu penempaan diri, baik secara fisik maupun mental dengan cara yang tersendiri dan mandiri. Gerakan tubuh yang kemudian menjadi jurus ini, seluruhnya didasari gerak reflek yang alamiah.

Dari penempaan praktis ini gerakan tubuh yang tercipta manjadi sangat efektif bagi suatu pembelaan diri. Gerakan dan jurus serta metode latihan didasari kemampuan alamiah. Semua ini sebenarnya dimiliki semua manusia sebagai fitrah dan bisa dikembangkan secara mandiri, inilah yang mendasari lahirnya sebuah prinsip hidup Tarung Derajat “Jadikanlah Dirimu oleh Diri Sendiri.”

Hingga menginjak usia pemuda remaja, Achmad Dradjat telah menunjukan kemampuaan dan keunggulan dalam menghadapi berbagai tindak kekerasan dan perkelahian. Achmad Dradjat juga menularkan kemampuan beladirinya pada rekan-rekan dekat dan masyarakat lain yang membutuhkannya, yang sebagian besar memintanya untuk menjadi “Guru.” Akhirnya, pada tanggal 18 juli 1972 diikrarkan pendirian Perguruan Tarung Derajat yang menjadi tanda utama resminya kelahiran Ilmu Olah Raga Seni Ilmu Pembelaan Diri karya cipta Achmad Dradjat.

Gelar “SANG GURU” menjadi sebuah panggilan kehormatan dan penghargaan sekaligus sebagai Saripati Jati Dirinya dari apa yang diperjuangkannya dalam menciptakan ILmu Olah Raga Seni Pembelaan Diri TARUNG DERAJAT bagi murid-murid dan Perguruan Pusat Tarung Derajat.

 
Tinggalkan komentar

Ditulis oleh pada 25 September 2014 inci olahraga